Di era ini semua teknologi sudah sangat berkembang termasuk
yang namanya mencari berita pun saat ini tak perlu lagi berlangganan koran
dengan cara yang kuno. Dalam rentang waktu yang lama , dulu berlanggan koran
dianggap sebagai gaya hidup yang keren, sebab kita disuguhkan berita-berita
hangat dari koran tersebut. Dulu tukang koran bekerja pada pagi harinya , yaitu
dengan cara dilemparkan oleh tukang koran pada pagi hari dan juga menawarkan segala
jenis koran mulai dari koran khusus berita politik, sepakbola dan lain-lain.
Pada zaman sekarang, hanya dalam handphone kurang lebih seharga Rp
500.000,00 saja anda sudah dapat sebuah informasi yang ingin anda dapat maupun
berlangganan koran e-paper. Ya, era teknologi saat ini hampir seluruh
informasi sudah ada dalam internet. Dibandingkan tahun-tahun lalu kertas
menjadi media yang pamungkas untuk menebar informasi. Disinilah Teknik Grafika
harus berjuang.
Apa itu teknik grafika? Orang awam mendefiniskan teknik
grafika berhubungan dengan 'grafik'. Ya, benar 'grafik' yang menunjukan suatu
hasil dari sebuah pekerjaan, penelitian dan lain-lain. Bukan itu bapak dan ibu
sekalian. Teknik Grafika sendiri adalah sebuah gagasan atau ide yang
diperbanyak dengan cara mencetak pada suatu substrat. Intinya adalah mencetak.
"Kok mencetak pakai teknik sih mas?" mungkin
pertanyaan itu yang terbesit di kepala anda saat mengetahui teknik grafika
untuk pertama kali. Menurut dosen-dosen saya (maupun guru SMA saya) teknik itu
sangat berhubungan erat dengan angka. Walaupun ranah teknik itu banyak,
gambaran teknik grafika dengan teknik-teknik yang lain (contohnya teknik sipil)
sangat berbeda jauh, walaupun mempunyai persamaan yaitu berhubungan dengan
angka.
Grafika diambil karena sesuatu yang berhubungan dengan
gambar, tulisan ataupun visual. Cangkupan pekerjaan kami adalah seorang
desainer yang mampu mengerti secara teknis bagaimana sebuah visual atau
informasi yang tercetak dapat sampai ke tangan anda saat ini. Graphic is never
die, dosen saya berkata demikian. Walaupun ditengah perjuangan melawan e-paper,
teknik grafika cukup unggul dengan dunia teknologi. Simple-nya, dari anda lahir
pasti berhubungan erat dengan teknik grafika yaitu akta kelahiran. Tidak
mungkin sebuah akta kelahiran berupa e-certificate karena dunia masih
membutuhkan kertas. Contoh lainnya adalah uang. Ya, mencetak uang adalah
prospek pekerjaan kami nantinya. Bahkan sebuah handphone pun yang anda
beli untuk mencari sebuah informasi secara instant masih membutuhkan sebuah
kemasan. Kemasan juga bagian dari grafika, bro and sis. Karena suatu produk
pasti ingin ada informasi pada kemasannya, maka tugas pelaku grafika adalah
mencetak informasi tersebut pada kemasan.
Teknik grafika sejatinya adalah industri kreatif. Teknik
grafika juga merupakan gabungan dari beberapa ilmu lain seperti teknik mesin,
matematika terapan, fisika terapan, kimia terapan dan juga seni. Dalam industri grafika, kita juga dituntut
harus kreatif dan mempunyai ide untuk mengembangkan produk grafika baik dengan
bahan dasar polimer maupun kertas. Selain itu, seorang printing engineer
juga harus dituntut menjadi bagian dari riset bahan baku terbaharukan.
Kemasan, buku (apapun jenisnya kecuali e-book),
baliho, flyer dan sesuatu yang tercetak itulah grafika. Contoh mudahnya,
anda boleh menganggap kami tukang fotocopy. Ya benar dan kami tidak
menyangkalnya. Fotocopy bagian kecil dari grafika yang kalian lihat
dengan sebelah mata anda. Mesin fotocopy hanyalah sebagian kecil dari
ranah kami. Mesin fotocopy bekerja layaknya teknik cetak digital yaitu
hampir tanpa acuan khusus. Mesin fotocopy membutuhkan suatu acuan untuk
diperbanyak. Ya, acuan tersebut adalah kertas yang mempunyai image dan
informasi.
Mesin fotocopy hanyalah pandangan sebelah mata anda,
saya akan mengajak anda untuk membuka mata anda lebar-lebar.
- TEKNIK-TEKNIK CETAK
1.
Teknik cetak offset / datar / lithography
Teknik cetak offset adalah teknik cetak dimana
acuannya mempunyai permukaan (yang hampir) rata atau sama tingginya pada bagian
image (penerima tinta) dan bagian non-image (bagian yang tidak
menerima tinta). Bagian non-image
menerima air dan bersifat hydrophilic (suka dengan air / mudah menerima
air).
Sejarah awal proses cetak datar berasal dari seorang Jerman
bernama Alois Senefelder yang melakukan etsa (cungkil) pada tembaga. Tetapi
harga tembaga sangat mahal dan memerlukan waktu lama dalam menggosok pelat yang
akan digunakan. Kemudian selanjutnya ada gagasan untuk menuangi batu yang
ditulis dengan larutan sendawa sehingga gambar diatasnya akan ternaikan
(muncul). Ia berhasil dan bagian yang terkena lemak dan sampingnya sedikit
termakan oleh asam , akhirnya mencuat sekitar 1 mm diatas bagian yang tidak
termakan oleh asam.
Lalu sekitar tahun 1796 , Alois Senefelder menemukan cara
mencetak semacam ini yang dinamakan cetak batu lithografi , dan setelah
melakukan eksperimen selanjutnya yaitu sekitar kurang lebih satu tahun ketika
saat diketahuilah bahwa pengetsaan lebih rendah dari bagian yang tidak mencetak
tidak perlu lagi karena pengetsaan membuat bagian yang tidak mencetak menentang
lemak dan menerima air (prinsip lithografi). Kejadian inilah yang disebut
dengan PRINSIP LITHOGRAFI (cetak datar) yaitu dimana terjadi tolak menolak
antara air dan lemak (tinta) dan hal ini menjadi prinsip dari teknik cetak offset.
Setelah ditemukan pemotretan LJM Daguere dari
Prancis , maka sejak saat itu pembuatan gambar di atas batu dengan tangan
tidak lagi digunakan karena hasilnya lambat dan pada perkembangan berikutnya
sebagai acuan digunakanlah bahan yang terbuat dari pelat logam aluminium
, yang digunakan saat ini.
Bahan ini adalah yang paling terbaik dari jenis logam lainnya
sebagai pelat offset , lebih mudah dikerjakan dan ditangani dari pada
bahan lainnya sebagai bahan cetak. Dikatakan cetak datar karena acuan cetaknya,
dimana pada bagian bidang tidak mencetak ( non image) dan bagian cetak (image
permukaannya datar).
Dan dikatakan cetak offset karena cetaknya dilakukan
tidak langsung, jadi alih tinta dari acuan cetak dipindahkan dahulu ke media
perantara (blanket) kemudian dipindahkan pada kertas yang akan dicetak.
Saat ini , teknik cetak offset telah membantu
pekerjaan manusia dalam pembuatan buku. Tak hanya berupa sheetfeed
(cetak lembaran), teknik cetak offset juga ada yang berupa gulungan yaitu web
offset. Web offset sangat berguna dan efisien dalam pembuatan buku.
Di jaman sekarang, teknologi mesin teknik cetak offset pun berkembang.
Bahkan ada yang waterless (tanpa air pembasah) dan offset digital.
Produk yang dapat dihasilkan dari teknik cetak ini bisa
berupa kemasan folding box, buku, undangan, stiker dan lain lain dengan
substrat kertas ataupun karton.
2. Rotogravure
Adalah teknik cetak dalam, dimana biasanya substrat yang
dipakai pada teknik cetak ini adalah plastik / polimer, aluminium, pvc dan lain
lain. Rotogravure merupakan teknik cetak yang satu kelompok dengan
teknik cetak intaglio dimana permukaan plat cetak (dalam hal ini
silinder) yang di engrave (cungkil) sehingga bagian image lebih
rendah dibanding non-image. Teknik cetak ini mempunyai sistem direct
printing dimana substrat langsung tercetak dari acuan yang telah membawa
tinta dari bak tinta dan terdindih lagi oleh silinder impresi. Produk yang
dihasilkan dapat berupa kemasan makanan ringan, tutup plastik tipis pada
kemasan minuman gelas, kemasan sabun cuci dan lain lain.
3. Flexography
Flexography merupakan teknik cetak tinggi dimana hal
ini bisa dikatakan berkebalikan dari teknik cetak rotogravure dengan
teknik cetak dalam dan dengan sistem yang sama, yakni direct printing.
Permukaan dari plat silinder ini mempunyai bagian image lebih tinggi
dibanding bagian non-image. Flexography merupakan teknik cetak
unik dimana mempunyai silinder anilox yang membawa tinta dari silinder
tinta (silinder yang mengais / mengambil tinta dari bak tinta) yang bentuknya
berseberangan dengan silinder plat atau dalam hal ini hampir sama seperti plat
cetak rotogravure, hal yang membedakan adalah materialnya.
Ciri-ciri yang menonjol dari jenis teknik cetak ini adalah
dimana bagian image pada material cetak yang sudah dicetak seperti ada
sisa splash (tinta yang teralihkan ke substrat sedikit menyebar keluar
bagian image), atau bisa diibaratkan teknik cetak ini menggunakan
stempel dengan produksi masal (jika anda menggunakan stempel, maka biasanya
akan ada sisa tinta yang sedikit tersebar diluar bagian yang terstempel).
Teknik cetak ini biasanya mencetak kemasan fleksibel dan kebanyakan kardus
(kemasan quarter / kemasan paling luar, contoh : kemasan kardus mi instan,
kemasan kardus minuman gelas dan lain lain).
4.
Cetak Saring (Sablon)
Cetak saring atau cetak sablon adalah teknik cetak unik
dimana tinta akan teralihkan ke substrat (biasanya tekstil) dengan sistem
penyaringan dimana tinta akan teralihkan sesuai pola / gambar / visual yang
telah diproses sebelumnya. Teknik cetak ini terbilang simpel dan murah secara
pengerjaannya karena bahan dan alat yang diperlukan tidaklah terlalu mahal.
Proses
teknik cetak ini terbilang cukup simpel.
Berikut
alat dan bahan yang diperlukan.
- Screen atau kain gasa adalah alat untuk mencetak gambar pada benda yang akan disablon. Kain ini berpori-pori sangat halus sehingga menyerupai kain sutra. Lubang pori-pori pada kain ini berfungsi menyaring dan menentukan jumlah tinta yang keluar. Kerapatan lubang pori-pori kain ini di bagi tiga macam, yaitu screen kasar, cocok untuk media yang menyerap banyak air, seperti kaos. Nomor kerapatanya antara 48 T- 90T ( T = Thick , satuan kerapatan dan ketebalan benang-benang screen ). Screen sedang, cocok untuk benda yang tidak menyerap banyak air seperti, kertas dan kulit imitasi, nomor kerapatannya antara 120 T – 150T. Screen halus, cocok untuk benda yang tidak menyerap air seperti plastik, kaca, mika dan barang pecah belah lainya.
- Rakel merupakan alat bantu untuk menerapkan cat sablon yang digunakan pada screen. Rakel ini umumnya di buat dengan bahan sintetik seperti Polyrethane atau Polyviyl. Bahan ini cukup kuat dan tahan akan kelembaban udara sehingga akan lebih awet. Adapun jenis rakel sesuai fungsinya seperti rakel lunak untuk yang memerlukan banyak tinta, rakel keras untuk hasil yang detil dan halus. Bentuk ujung rakel pun ada beberapa jenis, seperti rakel tumpul. rakel bulat, rakel lancip, rakel lancip ujung datar, rakel miring dan rakel kotak.
- Meja digunakan sebagai alas atau dasar dari benda yang akan disablon.
- Kipas angin sebagai alat penunjang di perlukan untuk membantu mempercepat pengeringan lapisan afdruk pada proses pembuatan klise, Alat ini dapat digantikan dengan hairdryer , hairdryer akan membantu lebih cepat ketimbang kipas angin karena selain dengan angin Hairdryer juga memanaskan sehingga proses pengeringan akan lebih cepat.
- Handspray/Penyemprot air ini diperlukan untuk membersihkan model gambar atau film pada screenyang telah di afdruk.
- Larutan afdruk merupakan cairan emulsi dan sintizer (bahan peka cahaya) perbandingan campuran kedua bahan ini adalah 9 : 1 . contoh beberapa produk bahan afdruk yang berada di pasaran antara lain Ulano, Photosol, Autosol, Cromalin dan Uno,
- Krim deterjen ini digunakan sebagai bahan peluruh sisa-sisa cat dan tinta yang masih tertinggal pada screen.
- Kaporit atau bahan pemutih di gunakan untuk menghapus lapisan afdruk setelah screen rampung di gunakan.
- Screen laquer cairan ini digunakan untuk mengkoreksi hasil afdruk film pada screen. Jika ada bagian yang bocor digunakan cairan ini untuk menambal.
- Perekat sintetik seperti lakban di gunakan utuk menutup daerah non-image area. Yang bocor pada screen.
- Tinta yang berbasiskan air disebut dengan tinta Water Base, artinya jika mencetak dengan tinta ini di encerkan atau dicampur dengan air. Sedangkan dengan tinta yang berbasis minyak disebut Tinta Solvant Base, yaitu tinta yang memakai minyak sebagai pengencernya.
- Jenis tinta berdasarkan ke gunaannya dapat dibagi menjadi dua yakni tinta tekstil dan non tekstil. Untuk tinta tekstil ini kembali dibagi menjadi beberapa bagian yakni tinta timbul dan tidak timbul, jika tinta timbul di gunakan pada hasil cetakannya akan terasa menonjol sedangkan untuk tinta tidak timbul akan terasa rata jika diraba. Sedangkan tinta non tekstil ada beberapa jenis seperti tinta kertas, tinta untuk plastik, tinta kulit, tinta kaca, tinta logam dan tinta kayu. Macam macam tinta non tekstil memiliki sifat yang berbeda sesuai fungsi benda yang menjadi media cetak sablon.
Langkah kerja cetak sablon adalah sebagai berikut .
- Melakukan editing gambar yang ingin dicetak,
simulasikan dengan gambar satu warna terlebih dahulu. Print gambar yang
sudah di-edit pada kertas kalkir atau hvs dan dilapisi minyak
goreng.
- Bersihkan screen terlebih dahulu dengan
sabun colek dan sikat halus.
- Coating / pelapisan cairan emulsi (bahan
pekat cahaya) pada screen. Perbandingan emulsi dan pekat cahaya adalah 8:1.
- Keringkan dengan kipas angin atau hairdryer.
- Expose / penyinaran screen, yaitu
proses pemindahan gambar dari kertas kalkir pada screen.
- Developing atau biasa disebut pemunculan
gambar
- Proses mencetak dengan cara menuangkan tinta pada
bagian screen lalu disapu oleh rakel. Ratakan tinta dengan rakel
untuk mengalihkan tinta ke substrat.
- Setelah selesai proses sablon, bersihkan screen dengan kaporit atau bisa digantikan oleh soda api.
5.
Cetak Digital
Teknik cetak
digital atau digital printing merupakan teknik cetak tanpa acuan khusus
dimana gambar digital yang berada pada handset anda mampu tercetak dengan
kualitas tinggi. Teknik cetak ini adalah teknik cetak dengan jumlah oplah
sedikit dibandingkan dengan teknik cetak offset karena teknik cetak ini
lebih praktis untuk mencetak dalam jumlah yang sedikit dan akan mahal jika
oplah yang tercetak banyak. Teknik cetak ini paling mudah ditemui dan alatnya
dapat dibeli mulai dari harga paling murah (printer rumahan) maupun yang mahal
(yang mampu mencetak meteran). Produk akhir dari teknik cetak ini bisa berupa
baliho, flyer, brosur, spanduk, kartu nama dan lain-lain. Dan untuk kelas paling kecil, mesin fotocopy juga merupakan bagian dari teknologi digital printing.
- MUSUH DAN ANCAMAN
Maksud dari sub
judul ini adalah dimana teknik grafika sendiri merupakan suatu tantangan
terberat dalam hal pelestarian alam. Dalam ranah pekerjaan di industri grafika,
pekerja dituntut untuk mengurangi waste tidak hanya untuk masalah
estimasi harga cetak, akan tetapi dituntut untuk tidak meperbanyak limbah
kertas maupun pemborosan penggunaan kertas yang menimbulkan masalah produksi
kertas. Kita tahu bahwa kertas terbuat dari bubur kertas yang bahan dasarnya
adalah kayu (pohon).
Banyaknya
tuntutan kreativitas dari ranah industri grafika, mampu mengurangi jumlah pohon
pada hutan Indonesia maupun di dunia. Kertas=pohon. Ya, itu teorinya. Akibat
dari tuntutan tersebutlah justru pabrik kertas mulai hingar bingar eksploitasi
dan penebangan liar secara besar-besaran demi tuntutan tersebut. Bagaimana
tidak dilakukan secara besar-besaran? Mari kita ambil suatu contoh. Kardus dari
suatu kemasan makanan saja dapat membutuhkan beberapa pohon untuk dijadikan pulp
atau contoh lain adalah buku. Pada zaman sekarang buku tidak mempunyai
eksistensi seperti dulu dan bahkan sekarang demi mengurangi eksploitasi
besar-besaran lahirlah e-book. Akan tetapi guna buku tetaplah menjadi
jendela dunia. Bahkan untuk menulis skripsi tugas akhir kuliah saja masih
membutuhkan referensi kuat dari buku.
Musuh dan ancaman
terbesar ranah indsutri grafika adalah teknologi virtual (Internet) dan alam.
Berikut adalaah kutipan artikel tentang kertas dan lingkungan dengan judul
“Merawat Hutan, Merawat Kertas” yang ditulis oleh Rosalia (www.qureta.com , 1 Januari 2018)
“Kertas memang sangat
diperlukan dalam kehidupan manusia salah satunya sebagai bahan untuk pembuatan
uang, pembuatan buku dan tisu yang paling banyak digunakan saat ini. Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar mengatakan,
pada tahun 2013 Indonesia memiliki 82 industri pulp dan kertas yang terdiri
atas 4 industri pulp, 73 industri kertas, serta 5 industri pulp kertas
terintegrasi dengan kapasitas terpasang industri pulp dan kertas sebesar 18,96
juta ton.
Selain
itu, indonesia menempati peringkat ke-6 untuk produsen kertas terbesar di dunia.
Saat ini konsumsi kertas di dunia sebanyak 394 juta ton dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 490 juta ton pada 2020. Hal ini menandakan bahwa penggunaan
teknologi dan media online tidak menghambat permintaan masyarakat dunia
terhadap kertas. Hal tersebut membuat kegiatan industri kertas di tanah air
masih besar.
Hampir
seluruh kegiatan manusia seperti pendidikan, pekerjaan, komunikasi, kesehatan
serta perbankan umumnya sangat membutuhkan kertas. Namun, kita sebagai manusia
haruslah bijak dalam menggunakan kertas serta dianjurkan untuk menghemat
penggunaan kertas. Seperti menggunakannya untuk hal-hal yang penting, tidak
boros ataupun membuang-buang kertas untuk hal yang tidak berguna, serta beralih
dalam menggunakan tisu dengan sapu tangan, dikarenakan tisu hanya sekali pakai
saja sehingga akan ada banyak tisu yang terbuang setiap harinya
Selain
itu, dapat dilakukan daur ulang terhadap kertas yang sudah tidak terpakai dan dapat dimanfaatkan kembali serta limbah
kertas dapat dijadikan barang bernilai guna sehingga dapat mengurangi
pencemaran lingkungan karena kertas merupakan sampah anorganik yang tidak mudah
membusuk.
Pada
zaman modern pada saat sekarang ini, penggunaan terhadap kertas bisa sedikit
dikurangi. Banyaknya teknologi modern yang memungkinkan untuk mengganti peranan
kertas dalam hal tulis menulis ataupun kegiatan di sekolah-sekolah yang mulai
beralih kepada teknologi dalam proses pembelajarannya, semakin maraknya
buku-buku elektronik sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas dalam hal percetakan.
Namun
masih banyak juga sekolah-sekolah atau institusi lain yang masih sepenuhnya
menggunakan kertas dalam melakukan aktivitasnya, sehingga pemakaian terhadap
kertas masih tinggi. Jadi, sebagai manusia yang berakal harus bijak dalam
menggunakan kertas, karena penggunaan kertas secara berlebihan dapat
menyebabkan penebangan hutan secara berlebihan pula yang akan menyebabkan
terjadinya kerusakan hutan.
Apabila
salah satu saja hutan di bumi ini mengalami kerusakan, maka akan timbul
malapetaka bagi makhluk hidup baik yang hidup di sekitar hutan, maupun yang
tidak disekitar hutan. Hutan yang rusak atau gundul, bisa mengakibatkan
berbagai macam masalah yang akan ditimbulkan. Berbagai macam masalah yang akan
ditimbulkan akibat hutan yang rusak atau gundul seperti:
1.
Semakin berkurangnya oksigen yang dihasilkan.
2.
Dapat menyebabkan kekeringan.
3.
Hutan yang gundul dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir dan longsor yang
merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di berbagai wilayah di
indonesia.
4.
Hutan yang gundul akan membuat alam semakin panas dikarenakan tanaman yang
dijadikan sebagai penghalang sinar matahari dapat langsung menyengat tanah atau
pun makhluk hidup lain sehingga udara sekitar pun menjadi panas.
5.
Terjadinya global warming akibat dari efek rumah kaca, hutan yang rusak sudah
tidak mampu lagi menyerap zat-zat karbon yang dihasilkan oleh kegiatan manusia,
dikarenakan pohon sudah semakin sedikit untuk mengubah zat karbon tersebut
menjadi oksigen sehingga akan menyebabkan bumi semakin panas dan dapat membuat
es di kutub akan mencair.
6.
Dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan ekosistem pada hutan dikarenakan
banyaknya hewan-hewan yang kehilangan tempat tinggalnya, sehingga hewan-hewan
tersebut akan cenderung mencari tempat tinggal baru yang bisa saja mengganggu
kehidupan manusia.
7.
Menyebabkan punahnya berbagai macam flora
ataupun fauna dikarenakan tidak berjalannya rantai makanan dengan baik.
Sebenarnya
tidak masalah jika harus melakukan penebangan pada hutan, tetapi harus disertai
dengan penanaman kembali terhadap pohon yang telah ditebang tersebut. Hal yang
umumnya membuat hutan di Indonesia menjadi rusak dikarenakan para pelaku
penebangan tidak bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan tersebut,
membiarkan hutan begitu saja tanpa adanya penanaman kembali, sehingga akan
menyebabkan hutan menjadi gundul dan hancur.”
Selain masalah pohon, masalah sampah plastik (Polimer) juga
merupakan bagian akhir dari grafika yang menyedihkan. Walaupun kita mengetahui
polimer sungkan untuk di urai, kurangnya kesadaran masyarakatlah penyebabnya.
Produk akhir industri grafika tidak hanya buku, tetapi kemasan plastik
(polimer) yang justru berakibat fatal bagi lingkungan karena kebanyakan setelah
kemasan tidak terpakai, akan langsung dibuang. Walaupun sampah-sampah tersebut
dibuang, tidak menutup kemungkinan dapat didaur ulang. Permasalahannya adalah
bahan baku polimer adalah minyak bumi dimana minyak bumi bukanlah energi
terbaharukan dan kemasan akan selalu ada untuk melindungi isi produk dan
siklusnya tidak berputar, akan tetapi hanya dapat didaur ulang. Hal ini
menjadikan jumlah minyak bumi semakin berkurang (bahan dasar pembuatan polimer
adalah minyak bumi).
- KESIMPULAN
Dunia grafika atau indsutri grafika sejatinya adalah industri
kreatif dan dapat di implementasikan bahwasannya dalam industri grafika kita
harus mampu menyatukan teknik mesin, kimia, fisika, matematika dan seni. Akan
tetapi kita juga harus tau impact / akibat langsung dengan melihat ke belakang
dan ke depan dari apa yang telah kita lakukan. Sebagai seorang ahli cetak, kita
juga harus sadar akan kepedulian lingkungan dengan cara sadar diri bahwa pada
zaman sekarang telah terjadi pemanasan global. Maka dari itu kita juga perlu
aksi untuk menanam pohon dan minimal membawa botol minuman ataupun wadah untuk
makanan untuk mengurangi sampah organik maupun anorganik. Sebab, akibatnya
tidak hanya pohon yang menjadi sorotan industri grafika akan tetapi sampah
plastik yang mulai berserakan dimana-mana. Dan kita juga harus tahu bahwa
plastik membutuhkan waktu lama untuk proses penguraian bahkan sampai
bertahun-tahun lamanya. Disinilah teknik grafika harus bertarung, mengetahui
perkembangan material ramah lingkungan dan berita-berita terkini tentang
material cetak ataupun pendukungnya yang ramah lingkungan. Tak hanya itu saja,
teknik grafika juga harus kuat bertarung dengan dunia modern (terutama
internet) dalam hal menyebarluaskan informasi secara efisien (mencetak dengan
mengurangi waste). Hal ini justru harus menjadi dorongan sebagai pelaku
dalam indsutri grafika dan bukan untuk menjadi pribadi yang pesimis karena
setiap ada action, pasti akan ada konsekuensi yang harus
dipertanggung-jawabkan.
Sekian artikel dari bsux, semoga bermanfaat dan mohon maaf
jika telah menyinggung pihak tertentu. Tetap jaga bumi tempat kita tinggal. Go
Green!
Sumber
/ referensi :
https://obey2008.wordpress.com/2008/04/01/proses-teknik-sablon/
https://safrizalrinaldy.blogspot.com/2017/06/prinsip-kerja-cetak-offset-offset_82.html?m=1
https://www.qureta.com/post/merawat-hutan-menggunakan-kertas-22
http://s-lane1114-dc.blogspot.com/2012/10/design-production-print-processes_21.html
http://www.caracetak.com/2015/12/apa-itu-cetak-saring-atau-sablon.html
http://www.mcclabel.com/rotogravure
http://www.mcclabel.com/flexography
http://kursusdesaingrafis.com/proses-produksi-industri-percetakan-part-1/
Comments
Post a Comment